Semakin tinggi harus semakin diperhatikan
- Ivana Aimee
- Feb 4, 2022
- 2 min read

Sebenarnya aku mau menulis tentang hal ini semenjak beberapa saat yang lalu, tetapi aku belum sempat saja.
Oke.. jadi begini.
Pas itu aku sempat berpikir, karena aku sedang bersekolah teologi dan aku masih tingkat I yang notabene masih dalam masa percobaan, sehingga aku harus menjaga diriku dan berantisipasi++.. termasuk dalam hal berelasi dengan lawan jenis dan sebagainya supaya menjaga hati (tingkat I tidak boleh berelasi pacaran dst).
Setelah itu yang terlintas di kepalaku adalah, "Oh yaudah.. tunggu aja sampai aku semester 5 atau tahun ke-3 baru boleh 'sedikit kendor' dan bisa sedikit 'aneh-aneh'."
Lantas, kemudian aku berpikir kembali, benarkah demikian?
Beberapa saat kemudian, aku mendengar dari kakak kamarku, bahwa ternyata ada temannya yang juga bersekolah teologi di kampus lain, sudah semester akhir, tetapi terpaksa harus mengalami masa pendisiplinan karena satu dan lain hal. Meski sudah 'legal', kalau tidak disertai tanggungjawab, gak menutup kemungkinan dikeluarkan atau diskors, lho..
Setelah dipikir kembali. Justru ketika tingkat kita semakin tinggi, tantangan yang harus dihadapi akan semakin besar, antisipasi yang harus disiapkan harus semakin menyeluruh.
Justru, kalau aku sudah tingkat 3, aku harus semakin berhati-hati, bisa saja entah bagaimana aku akan suka terhadap anak tingkat I, terus malah menjerumuskan aku kepada 'relasi' yang dilarang (backstreet), dan akhirnya harus diskors. Kalau dengan di-skors orang bisa sadar, ya bagus. Tetapi bila bisa lanjut, dan fokus, kenapa enggak?
Justru karena tingkatanmu semakin tinggi, kamu harus menjaga cara bicaramu
Justru karena tingkatanmu semakin tinggi, kamu harus makin beretika
Justru karena tingkatanmu semakin tinggi, kamu harus semakin pintar mengontrol diri
Justru karena tingkatanmu semakin tinggi, kamu harus semakin giat membaca Firman dan doa
Justru karena tingkatanmu semakin tinggi, kamu harus semakin menjaga kekudusan diri
Justru karena tingkatanmu semakin tinggi, kamu harus lebih berhati-hati dan berantisipasi lebih lagi atas segala sesuatu.
Siapa bilang kalau naik tingkat, tensinya akan turun?
Ketika jabatan kita semakin tinggi, atau posisi kita semakin tinggi, resiko semakin besar sudah sepatutnya menjadi wajar (resiko).
Bahkan sampai kita lulus nanti, dan berada dalam kesmayarakatan bertemu dengan jemaat, akan semakin sulit lagi. Tanggungjawab yang harus diemban akan semakin berat dan krusial.....
Gak mudah, memang.
Kalau kita bilang kita mau dibentuk, percayalah sampai akhir hidup kita, hidup kita 'gak akan tenang-tenang saja'. Dalam artian, segala mcam masalah dan kesulitan justru akan semakin datang dan semakin sulit. Inilah kewajaran, dan di dalam kewajaran itu kita masih tetap bisa merasakan damai Yesus Kristus.
Perlu dipertanyakan kalau memang anda sudah di tahap akhir dan berasa bahwa semuanya tidak seserius itu..... Hati- hati, bahwa ternyata anda sudah jatuh di dalam peremehan yang tidak wajar.
Jangan meremehkan, ladang pelayanan sangat jauh melebihi apa yang bisa kita bahas hari ini.
Intinya, dari hal-hal kecil, mulailah disiplin, anggaplah ketaatan kecil2 seperti ini sebagai latihan rohani.
Bahkan sampai kita mati lagi, belajar untuk taat kepada Tuhan.
Bodoh kalau menganggap ketika saya semakin naik tingkat, saya semakin bisa ini dan itu (bebas). Nggak.
With great power comes great responsibility.
Di mana pun posisi kita sekarang, bahkan sampai waktu yang akan datang, tetaplah serius, bertanggungjawab, jangan kendor dalam menaati Tuhan...
Kiranya kita semua diberikan kekuatan untuk mengemban keberatan di masa yang akan datang..
dan diberikan kasih karunia untuk merasakan damai sejahtera dan sukacita di tengah-tengah keberatannya.
Semakin tinggi pohon, semakin keras angin bertiup