Harus gimana.
- Ivana Aimee
- Jan 26, 2021
- 2 min read

Image by Free-Photos from Pixabay
Aku merasa diriku aneh, ya, seperti orang pada umumnya mungkin? Merasa diri paling aneh. Ada beberapa macam kejadian yang membuatku bisa berkata demikian. Contohnya ketika dalam suatu keluarga, adalah hal yang aneh bagiku untuk memeluk anggota keluarga yang lain, seperti, bukanlah kebiasaan kami. Sedangkan ketika melihat beberapa sepupu aku, mereka melakukan pelukan itu sebagai hal yang biasa dan wajar, kenapa aku demikian ya?
Lalu di sisi lain, rasanya aku ingin saja menghapus semua media sosialku yang memang tidak terlalu penting. Memang sosial media bisa mendekatkan yang jauh, namun juga bisa merusak mental kita secara tidak sadar. Karena pada dasarnya media sosial penuh dengan tipu muslihat dan manipulasi! Kadang, informasi yang tertera terlalu banyak hingga ku tidak bisa lagi membendung, aku terlalu tahu banyak informasi mengenai orang tertentu, atau produk tertentu, sehingga secara tidak sadar diri ini akan merasakan kekurangan dan ketidakpuasan. Dan terkadang, apa yang terpost dalam suatu media sosial menunjukkan siapa anda, menunjukkan jati diri anda. Seakan-akan hidupmu diartikan melalui serangkaian feed dan stories-mu. Akan menjadi hal yang mengagetkan bila ketika ditanya apakah aku mempunyai suatu media sosial tertentu dan jawabanku tidak punya.
Aku bingung, bagaimana seharusnya sebagai murid-Nya untuk hidup berkeluarga yang sewajarnya? Untuk hidup berbangsa dan bernegara di tempat saya diletakkan-Nya, bagaimana semestinya aku menggunakan media sosial? Apakah suatu keharusan ketika temanku semua menggunakan Instagram, sedangkan aku ingin menghapusnya?
Tetapi mungkin memang mungkin mengikut Kristus itu bukan 'seharusnya' demikian, 'seharusnya' bagaimana. Ya.. sudah semestinya menghidupi hidup sesuai panggilan kita masing-masing, dan sesuai dengan apa yang membuat kita paling bisa menikmati-Nya (ini terlepas dari dosa lho ya, kalau anda bilang bisa menikmati Dia melalui pornografi, jelas ngawur!).
Kalau memang sosial media membuat dirimu menjadi lupa waktu dan sebagainya sehingga kamu berpendapat bahwa lebih baik bagimu untuk menghapusnya, maka itu bukan suatu kebenaran atau sebuah kesalahan, namun adalah sesuai yang tepat bagi kamu saja. Kalau aku adalah orang yang memang tidak begitu suka bersentuhan, ya tidak ada salahnya untuk tidak bersentuhan, tetapi bila ada anggota keluarga lain yang memeluk kita, hargai bentuk kasih mereka tersebut, dan jangan menghindar, ya meskipun anda masih belum kebiasa.
Yang paling penting adalah jadilah kamu sebagaimana kamu ada ketika Tuhan mendapatimu (dalam konteks, bukan transformasi ya, bila seseorang sudah mengetahui Injil maka hidupnya akan ditransformasi oleh Injil). Bukan lagi serangkaian peraturan, tetapi adalah kasih karunia yang memimpin hidupku. Aku tidak harus mengikuti tuntutan dan keinginan orang lain, demi aku meresponi panggilan sang pemilik hidupku! Mungkin mereka, entah siapa itu, akan salah paham dan menganggap ku kolot. Biarlah. Aku akan tetap menjadi apa adanya diriku yang tanpa topeng dan menunjukkan keasliannya.
Bersinarlah! Jangan semakin redup terangmu itu! Kamu ada untuk menjadi salah satu bagian dari tubuhNya! Jalanilah peranmu dan panggilanmu....................... jangan biarkan terangmu padam ya.. jangan biarkan keautentikanmu dilahap oleh dunia yang tidak tahu diri ini! Tetaplah terhubung dengan Bapa ya...
Untuk sekarang aku ingin memberikan virtual hug buat kalian semua yang sedang mampir ke postingan saya. Ketika kalian merasa sendiri dan berbeda dan aneh, seakan tidak ada yang mau menerima kalian. Kalau kalian belum tahu atau lupa, ohhhh betapa Yesus mengasihimu, kawan.
Comments