Aku gentar, buatku tegar, ya Tuhan.
- Ivana Aimee
- Jan 1, 2024
- 3 min read

photo by Noémi Macavei-Katócz.
Aku menyambut 2024 dengan gentar,
dengan ketakutan yang sebelumnya tidak pernah muncul.
dengan keseriusan lebih dari pada yang pernah dilalui.
dengan api cinta yang lebih membara namun tetap terkendali.
Baru saja aku dipertemukan Allah secara misterius dengan kenyamanan dan rumah yang nyaman. Namun di awal tahun baru ini, sekali lagi aku harus merelakannya. "Ini bukan kemunduran, tetapi adalah sebuah kemajuan," katanya. Iya, adalah sebuah kemajuan, karena insan ini sedang melakukan hal apa yang baik dan benar. Kalau hal ini dilakukan, maka damai sejahtera dan kesukaan akan melingkupi kami. Tetapi, perasaan manusia begitu rapuh, aku? Sudah bisa dibayangkan betapa mataku harus sembab dan berair menyambut awal tahun dengan penuh kerelaan seperti ini. Kenyataannya, meskipun adalah kemajuan, adalah perlu melibatkan kerelaan hati supaya bisa tetap melangkah dalam keadaan seperti ini. Sudahlah, biarlah hatiku berlutut di hadapan Yang Agung, biarlah insan yang satunya juga demikian! Supaya nyata, bahwa jalanku murni, jalannya juga adalah yang murni.
Aku telah dipertemukan dengan kenyamanan ini.
Di kala suara-suara dalam pikiranku saling berlomba lari menempati posisi pertama; di kala aliran begitu sibuk di dalam benakku; di kala kehidupan sedang rapuh dan pelik; aku mengerti terdapat suara yang lebih keras dari hal-hal tersebut, yang menarikku keluar dari hanyutnya kepelikan itu, untuk menenangkan dan melegakanku. Aku takut, kalau-kalau aku sedang kumat dan aku tidak tahu aku harus bersikap bagaimana dengan diriku sendiri, sebab Aku dipertemukan dengan yang bisa mengerti aku. Di sisi lain, aku resah kalau-kalau aku tidak bisa hadir bagi insan lainnya. Yah, tapi inilah jalan kerelaan, dan tunduk kepada suara Yang Agung. Akan selalu begitu, penuh dengan kerelaan.
Aku juga takut, kalau-kalau di semester 6, aku akan kurang baik di berbagai macam hal yang dilakukan, sehingga membuatku lebih terpontang-panting dari semester kemarin. Aku takut kalau-kalau aku harus mengalami malam penuh overthinking, kejadian panic attack, lagi dan lagi. Sesungguhnya aku begitu takut, enggak bisa lewati semuanya sendiri. Tapi justru itu, Tuhan mau mengajar aku, anak-Nya untuk bisa berharap penuh kepada Tuhan, nggak asal jalan saja.
Aku mau menjalani tahun ini dengan lebih serius. Sudah serius dengan semua keadaan yang terjadi, tetapi aku mau belajar lebih serius lagi. Keseriusan ini dengan cara membiarkan aku melihat-lihat apa kehendak Allah bagiku. Aku mau berjalan mengejar panggilan yang Tuhan sediakan bagiku.
Aku akan berjalan dengan hati yang bertelut kepada keputusan Allah.
Kiranya Tuhan mampukan aku yang gentar melangkah ini, supaya sekali lagi,
dengan genggamanNya aku bisa melangkah, bersama denganNya.
Aku mau lebih serius, dengan cara, menjaga kesehatan tubuh jasmaniah lebih lagi.
dengan cara, tidak tidur malam dan subuh seperti yang kulakukan sekarang ini.
Aku mau lebih serius, dengan cara aku menjaga pola makanku.
Aku mau lebih serius, dengan belajar secara taktis, bukan perfeksionis.
Sertai aku ya Tuhan, tegarkan aku yang gentar ini untuk melangkah bersama denganMu.
Buat aku memandangMu dengan lebih lagi. Buat aku menunduk, berlutut, menengadah, hanya bagiMu.
Karena aku tahu, kalau sendiri, ku tak bisa melewati 2024.
Kalau bersama denganMu, meski gentar, aku tahu aku akan dibuat tegar untuk melaluinya.
Gandeng aku ya Allah. Aku mengasihiMu, dan Kau mengasihiku.
Gandeng aku. Tegarkan aku yang gentar ini.
Buat aku tetap berjalan dalam kegentaran dan ketakutan akan Engkau!
Terima kasih Tuhan
Terima kasih 2023.
Aku gak tahu nulis apaan, dah makin ga fokus, tapi yaudahlah, paling tidak ini isi hatiku di awal tahun 2024.
01 01 24 // 01.09 AM // Cikarang, Indonesia
dari Aimee untuk Aimee
Comments